Senin, 06 Oktober 2014

MAKNA SEBUAH PERSIAPAN




           
"menolak mental instant"
Seorang teman berkomentar demikian: “saat ini dengan kemajuan alat komunikasi yang semakin canggih dunia terasa semakin kecil, peristiwa yang terjadi di belahan di tempat lain dengan dapat kita ketahui”. Hal ini merupakan gambaran dari kemajuan zaman. Sejatinya segala macam kecanggihan dan kemudahan yang ditawarkan pada zaman ini seharusnya menjadikan manusia semakin berkembang menjadi pribadi yang kreatif dalam artian mampu memanfaatkan setiap peluang dan kesempatan yang ditawarkan oleh kemajuan tadi untuk berjuang dan berusaha menciptakan kebaikan bagi banyak orang. Namun sadar atau tidak, mental instan jsutru tumbuh dan menjadikan manusia kehilangan kreativitas untuk berusaha. Parahnya lagi mental seperti ini seringkali juga sudah menjalar dan merasuki kaum mudah. Banyak generasi-generasi mudah yang hanya mencapai sukses tanpa melalui proses yang normal.
Dalam rangka menyambut hari ABRI yang jatuh pada tanggal 5 Oktober 2014, KODIM Larantuka menggelar lomba pidato bahasa Inggris antara sekolah menengah atas (SMA) sekabupaten Flores Timur. kegiatan yang diikuti oleh hampir seluruh SMA di Kabupaten Flores Timur berlangsung di Taman Kota Larantuka. Seminari sendiri mengirim beberapa perwakilan untuk bersaing di ajang ini, namun karena menggunakan babak eliminasi, maka hingga babak final tinggal satu siswa yang tersisa mewakili Seminari.
Bersama dengan dua orang teman frater, saya berkesempatan menyaksikan pagelaran babak final. Hemat saya kegiatan yang berlangsung di pusat keramaian ini dikemas dalam konsep yang sangat sederhana dan minimalis, hal ini nampak sangat jelas jika melihat komposisi tempat duduk yang disiapkan oleh panitia lomba, di situ hanya ada beberapa kursi untuk peserta lomba yang ditata di atas pangung serta beberapa kursi untuk dewan juri, sedangkan masyarakat luas yang berminat menyaksikan juga termasuk di dadalmnya guru-guru yang menyesrtai para siswa hanya bisa menyaksikan anak-anak dan siswa dengan cara berdiri atau duduk di lantai.
Yang menarik, meski kegiatan ditampilkan di atas panggung yang sederhana namun hal tersebut tidak menjadi kendala bagi para peserta yang mayoritas adalah ana-anak muda untuk menunjukkan bakat dan potensi yang mereka miliki. Panggung yang sederhana serta persiapan minimalis yang ditampilkan oleh panitia seakan tertutup dengan tampilan-tampilan luar biasa dan mengebu-gebu dari sepuluh orang siswa/i yang masuk babak final. Cara mereka membawakan pidato yang sangat luar biasa yang berbicara bak seorang ahli pidato yang handal memperlihatkan sekalian menegaskan bahwa mereka memang layak berada di babak final.
Setiap peserta berusaha membwakan pidato dengan sangat baik, harapannya semoga dewan juri bisa terpikat dan memberikan penilain yang juga maksimal, dan memang demikian, terlihat betul bahwa setiiap peserta berusaha menampilkan diri dengan gayanya masing-masing. Akibat semua peserta menampilan yang terbaik yang menjadi juara kemudian hanya dibedakann oleh detail kecil dengan peserta-peserta lain. Ajang ini sendiri dimenangi oleh pserta dari SMA Negeri Adonara Barat. Duduk di tempat kedua dan ketiga adalah SMA Fraterean Podor dan SMA Negeri Solor Barat. Sedangkan perwakilan Seminari Hokeng boleh sedikit berbangga karena boleh menjadi juara empat.
Beberapa hari kemudian ketika berada di Adonara saya berjumpa dengan guru pendamping dari siswa yang menjadi juara dari lomba Pidato Bahasa Inggris. Selain mengucapkan proficiat atas keberhasilan sekolahnya menjadi yang terbaik, saya juga kemudian meggunakan kesempatan tersebut untuk bertanya apa saja cara yang ditempuh untuk menjadi yang terbaik. Guru pendaping tersebut kemudian bertutur bahwa untuk ajang-ajang seperti ini mereka telah mengadakan persiapan yang sangat memadai. “Kami telah mempersiapkan sisiwa/i yang memiliki minat terhadapa Bahsa Inggris sejak semester yang lalu dengan mengadakan seleksi, dan sisiwa yang terpilih sudah kami biasakan untuk menyusun pidato dalam bahasa Ingggris dan menampilkannya di depan umum sekalian menjawab beberpa pertanyaan dalam bahasa Inggris yang dilontarkan oleh guru-guru pendamping” ujar guru tadi memberi penjelasan.
Nah, di sini saya hanya mau mengatakan bahwa hari ini kita boleh kalah, namun besok kita harus menjadi yang terbaik, caranya yakni dengan belajar dari mereka yang menjadi terbaik pada hari ini. Pelajaran berharga yang dapat  kita petik dari sekolah yang sisiwinya menjuarai ajang  lomba pidato tadi adalah pentingnnya sebuah proses yang namanya  persiapan. Untuk mengikuti sebuah ajang perlombaan atau pertandingan tidak bisa tidak jika tidak ada persiapan, dalam artian kita harus membuang jauh-jauh mental instant yang hanya mengharapkan kesuksesan tanpa ada perjuangan dan persiapan yang mendahuluinya. Persiapan yang sudah direncanakan dengan matang dan dijalankan dengan penuh tanggung jawab dan penuh disiplinakan menjadi modal yang kuat bagi seseorang atau sebuah tim untuk unjuk diri sekaligus menegaskan status sebagai yang terbaik. Sharing dari guru tadi dapat kita ambil dan kita aplikasikan dalam kehidupan kita bahwa persiapan adalah sebuah tahapan yang tidak bisa begitu saja diabaikan dalam sebuah perlombaan atau pertandingan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar