"menolak mental instant" |
Dalam rangka menyambut hari ABRI
yang jatuh pada tanggal 5 Oktober 2014, KODIM Larantuka menggelar lomba pidato
bahasa Inggris antara sekolah menengah atas (SMA) sekabupaten Flores Timur.
kegiatan yang diikuti oleh hampir seluruh SMA di Kabupaten Flores Timur
berlangsung di Taman Kota Larantuka. Seminari sendiri mengirim beberapa
perwakilan untuk bersaing di ajang ini, namun karena menggunakan babak
eliminasi, maka hingga babak final tinggal satu siswa yang tersisa mewakili
Seminari.
Bersama dengan dua orang teman
frater, saya berkesempatan menyaksikan pagelaran babak final. Hemat saya
kegiatan yang berlangsung di pusat keramaian ini dikemas dalam konsep yang
sangat sederhana dan minimalis, hal ini nampak sangat jelas jika melihat komposisi
tempat duduk yang disiapkan oleh panitia lomba, di situ hanya ada beberapa
kursi untuk peserta lomba yang ditata di atas pangung serta beberapa kursi
untuk dewan juri, sedangkan masyarakat luas yang berminat menyaksikan juga
termasuk di dadalmnya guru-guru yang menyesrtai para siswa hanya bisa
menyaksikan anak-anak dan siswa dengan cara berdiri atau duduk di lantai.
Yang menarik, meski kegiatan
ditampilkan di atas panggung yang sederhana namun hal tersebut tidak menjadi
kendala bagi para peserta yang mayoritas adalah ana-anak muda untuk menunjukkan
bakat dan potensi yang mereka miliki. Panggung yang sederhana serta persiapan
minimalis yang ditampilkan oleh panitia seakan tertutup dengan
tampilan-tampilan luar biasa dan mengebu-gebu dari sepuluh orang siswa/i yang
masuk babak final. Cara mereka membawakan pidato yang sangat luar biasa yang
berbicara bak seorang ahli pidato yang handal memperlihatkan sekalian
menegaskan bahwa mereka memang layak berada di babak final.
Setiap peserta berusaha membwakan
pidato dengan sangat baik, harapannya semoga dewan juri bisa terpikat dan
memberikan penilain yang juga maksimal, dan memang demikian, terlihat betul
bahwa setiiap peserta berusaha menampilkan diri dengan gayanya masing-masing.
Akibat semua peserta menampilan yang terbaik yang menjadi juara kemudian hanya
dibedakann oleh detail kecil dengan peserta-peserta lain. Ajang ini sendiri
dimenangi oleh pserta dari SMA Negeri Adonara Barat. Duduk di tempat kedua dan
ketiga adalah SMA Fraterean Podor dan SMA Negeri Solor Barat. Sedangkan
perwakilan Seminari Hokeng boleh sedikit berbangga karena boleh menjadi juara
empat.
Beberapa hari kemudian ketika berada
di Adonara saya berjumpa dengan guru pendamping dari siswa yang menjadi juara
dari lomba Pidato Bahasa Inggris. Selain mengucapkan proficiat atas
keberhasilan sekolahnya menjadi yang terbaik, saya juga kemudian meggunakan
kesempatan tersebut untuk bertanya apa saja cara yang ditempuh untuk menjadi
yang terbaik. Guru pendaping tersebut kemudian bertutur bahwa untuk ajang-ajang
seperti ini mereka telah mengadakan persiapan yang sangat memadai. “Kami telah
mempersiapkan sisiwa/i yang memiliki minat terhadapa Bahsa Inggris sejak
semester yang lalu dengan mengadakan seleksi, dan sisiwa yang terpilih sudah
kami biasakan untuk menyusun pidato dalam bahasa Ingggris dan menampilkannya di
depan umum sekalian menjawab beberpa pertanyaan dalam bahasa Inggris yang
dilontarkan oleh guru-guru pendamping” ujar guru tadi memberi penjelasan.
Nah, di sini saya hanya mau
mengatakan bahwa hari ini kita boleh kalah, namun besok kita harus menjadi yang
terbaik, caranya yakni dengan belajar dari mereka yang menjadi terbaik pada
hari ini. Pelajaran berharga yang dapat
kita petik dari sekolah yang sisiwinya menjuarai ajang lomba pidato tadi adalah pentingnnya sebuah
proses yang namanya persiapan. Untuk
mengikuti sebuah ajang perlombaan atau pertandingan tidak bisa tidak jika tidak
ada persiapan, dalam artian kita harus membuang jauh-jauh mental instant yang
hanya mengharapkan kesuksesan tanpa ada perjuangan dan persiapan yang
mendahuluinya. Persiapan yang sudah direncanakan dengan matang dan dijalankan
dengan penuh tanggung jawab dan penuh disiplinakan menjadi modal yang kuat bagi
seseorang atau sebuah tim untuk unjuk diri sekaligus menegaskan status sebagai
yang terbaik. Sharing dari guru tadi dapat kita ambil dan kita aplikasikan
dalam kehidupan kita bahwa persiapan adalah sebuah tahapan yang tidak bisa begitu
saja diabaikan dalam sebuah perlombaan atau pertandingan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar