Selasa, 14 Oktober 2014

MADING KELAS X SEMINARI HOKENG MENYAMBUT SUMPAH PEMUDA




               
        

Senandung Doa Dalam Kegelapan
By: Vian Tukan, X-IPS 1

Sepi membisu tak terbilang
Sepi angin menyelimuti
Ruang hampa di  malam kelam
Tiada suara
Tiada canda
Tiada tawa
Namun hanyalah ku sendiri
Terpaku membisu di tusuk sepi
Bagaikan hidup tak berdaya
            Sepi membisu menerobos sukma
Membongkar memori masa laluku
Senyum manismu
Belaian rambutmu
Canda tawamu
Terkenang dalam benakku
Detik-detik arloji kian berlalu
Kuterus terpaku membisu dalam kegelapan
Kini kutahu
Walaupun jarak yang memisahkan
Dan tiada suara di balik tmbok
Kini kuhanya terdiam membisu
Mengandung harapan
Bagaikan hati di telan malam
Dalam kesunyian malam
Kulantunkan senandung doa
                        “Tuhan pertemukanlah aku dengan diriNya”

                                    KORUPTOR
By:  Ama Horry

Ini kisah para koruptor
Yang punya paling kotor
Yang punya hati paling kotor
Namun tidak mau tangan kotor
          Dari mulut mereka yang busuk
          Dilontarkan kata-kata yang menusuk
          Dari bibir mereka yang kumal
                        Terdengar kata yang mebuat kami mual
Di atas beban kami mereka tersenyum
Namun di saat sidang rakyat mereka melamun
Berkayal tentang istri yang cantik dan anggun
Padahal otak bodoh minta ampun
            Seperti anak ayam mengais sampah
            Begitulah hidup kami kaum jelata
            Hidup liar seperti binatang yang melata
            Karena mereka taak punya hati yang jelita
Mengembara kami menanti belas kasihan
Namun yang kami terima adalah kepedihan
Di jalan, di kantor dan di perumahan
Mereka berjanji akan membangun perubahan
            Berabad-abad kami menanti
            Menanti janji yang indah seperti melati
            Namun janji mereka membuat kami sakit hati
            Karena hati nurani mereka kini telah mati
Dan kami masih berdiri di sini
Berdiri menanti sebuah janji
Janji yang tak pernah pasti
Entah hari ini, besok, lusa atau nanti
Kami tetap menanti


SAHABAT
By: Waldi Udjan

Hari-hari kujalani canda tawaku bersamamu
Tiada kata sunyi yang terucap pada pikiranku
Hanya kesenangan yang terus kita lalui
Betap indahnya hidup ini bersama seorang sahabat
Kaulah yang menjadi penata hidupku
Seperti indahnya taman eden milik Adam dan Hawa

Sahabatku
Kaulah yang menjadi teman hidupku
Di kala aku lagi susah
Engkau selalu ada mencari solusi
Untuk mengembalikan
Menjadi sebuah keriangan

Sahabatku
Kaulah seorang malaekat
Yang selalu bersamaku, tanpa kenal waktu
Jikalau aku membutuhkanmu kau selalu ada
Hanya dengan perkataanmu yang sederhana
Membuat aku seperti ini
Terima kasih sahabatku.....



PENANTIAN
By: Yakob Hurit

Di kala senja datang menyisngsing
Mentari mulai tak nampak
Sepoi angin membela badan
Seakan-akan menggigit
Aku kembali termenung di pesisir pantai
Yang tak asing lagi bagiku
Aku lalu termenung di temani ombak yang berkejaran
Mengingatkan aku pada sosok yak tak muncul
Dalam benakku
Terukir indah wajahnya
Senyumnya
Juga gayanya
Baru kusadari
Dia yang kunanti-nanti
Telah pergi
Dan menghilang dari hidupku
Kini tinggal kenangan
Desiran ombak dan tiupan angin
Menemani aku
Dalam kegundahan



NEW RETURN HISTORY
By: Edwar Ladjar

Seutas kisah dalam rahimmu
Keni kembali merona dengan senyum mesrah
Yang menghiasi tunas-tunas mudah
Yang kian berayun tenang
Merangkai penuh makna
Di atas lembaran baru
Yang akan kian memudar
Dalam tempoh waktu
Yang lama
Kau kembali tuk merangkainya kembali
Dalam memori masa lalumu
Meniadakan waktu yang lama
Yang hanya dapat menelan
Sukma kegelapan
Dari pori-pori wajahmu
Menerobos wajh muda
Yang tertekan pudar
Oleh gelombang era modern ini
Terima kasih kuucapkan selamat datang
                Happy youth’s pledge day



KAWAN
By : Anton Udjan

Kawanku....
Di sini kita besama
Bersatu hati dalam cinta
Merajut seribu satu kisah hidup
Di atas pentas dunia yang menyeram
Kawanku....
Detik demi detik berganti
Merah, kuning, hijau pelangi
Membuka raksasa antara kita
Dan kita coba berbenah
Menata serpih-serpihan kisah
Dalam jalinan-jalinan kisah hidup
Yang rapuh, lemah, dan duniawi
Dan kita pun bangga
Berjalan di bawahnya terik matahari
Sambil tuliskan sejuta kenangan
Di hamparan jalan berbatuan


KEPERGIAN SEORANG SAHABAT
By : Berto Nasu

Ketika senja mulai lenyap
Desiran ombak pantai pun mulai mengamuk
Burung-burung pun pulang ke sangkarnya
Aku coba mengenangkan kembli seribu satu kisah
Yang pernah kita rangkai bersama sahabatku
Sahabatku....
Kini kau telah berlalu dari cengkraman kedua bola mataku
Aku mencari kau ke lorong-lorong nan sunyi
Tap tak kutemukan juga sosok asli dirimu sahabat
Entah dimana lagi lorong yang harus kutelusuri....
Sahabatku....
Kini kuteringat kembali kisa-kisah yang pernah kita rajut bersama
Tawa canda, susah dan duka telah kita lewati bersamadengan senyuman
Tapi sekarang dinding jarak telah memisahkan kita
Namun bayangan wajahmu dan alunan-alunan kisah kita bersama
Tetap terukir indah dalam memori hidupku....
Sahabatku....
Teruslah terbang mengejar cita-citamu yang masih terbang jauh di sana
Simpanlah semu kenangan kita bersama di dalam lubuk hatimu
Karena ku yakin sobat semuanya akan indah pada waktunya....





JALAN TUHAN
By : Asis Teluma

Kucoba menapaki
Jalan suciMu
Demi mencapai
Sabda kekalMu

Berteman rintangan dalam
Perjalanan yang penuh
Dengan tanda tanya
Bisakah aku ?

dia atau Dia
Hati bertanya
Wajah membingung
Tak dapat melangkah

Kejahatan mengintip di
Sela-sela kesalahanku
Masih ku bertanya
Bisakah aku ?

Diselimuti kegelapan
Hati berontak
Gejolak batin
Tak dapat ditahan

Mencoba maju
Kaki tertahan
Terpaku dalam sunyi
Masih bisakah aku ?

Kuberdiam dalam doa
Berharap akan suatu cita
Imamat semoga kcapai
Ku pasti bisa....


PERPISAHAN CINTA
By: Elisius H.N Dhey

Ucapan yang aku haturkan kepadamu
Memang tak seindah wajahmu
Teteapi ucapan itu membuktikan cintaku padamu

Sayang aku akan selalu
Mencintaimu walau badai
Menghantam

Di sudut kota Larantuka kita berdua berpisah
Tetapi cintaku hanya milikmu

Hari-hari yang kita lewati dulu
Sekarang tinggal kenangan

Entah kapan dan sampai kapan
Aku bisa bertemu denganmu lagi
Hanya ini yang bisa aku ucapkan
“Dont forget me”




DOA
By; Aldi Ekani

Di akhir senja
Mentari kini jatuh dipelukan malam
Bayangan wajahmu pun kini memudar
Lantaran malam kini kian menguasai
Dalam kebingungan ku memohon
Tak ada yanglebih indah
Tuk kulakukan di malam yang gelap ini
Tuhan......
Hanya padaMu kubersujud
Hanya padaMu keberlindung
Tak ada tempat lain selain dari padaMu
Di malam yang tak berbintang
Ku menghadapMu
Tak henti kuberdoa
Tak bosan kumemohon
Meski tanpa tatap muka
Namun ku yakin
Engkau mendengarkan
Permohonanku
Di malam yang bisu
Ku sendiri
Sunyi
Sepi
Ia yang kubanggakan telah Kau panggil
Kutak mampu menahan kepergiannya
Kurelahkan semuanya ini
Dirinya kini hanya khayalan biasa
Yang sekedar hinggap di anganku
Kududuk menanti
Akankah wajahMu tertulis di ufuk timur
Atau
bayanganMu akan semakin cerah?
Tuhan....
Engkau yang maha besar
Engkau yang maha baik
Engkau yang maha kuasa
Engkau yang maha rahim
Aku rindu diriMu
Aku rindu dirinya
Aku butuh diriMu
Aku butuh dirinya
Tuk lengkapi hariku
Akan kami bertemu?
Walau hanya dalam dunia mimpi
Ataukah di saat matanya tak lagi menatap bumi
 Di saat aku tertimbun tanah seperti dirinya
Tuhan....
Engkau menentukan
Hidup
Mati
Kami umatMu
Ia telah Engkau rebut dariku
Ia telah Engkau ambil dariku
Kebanggaanku telah sirna
Tuhan....
Berkenanlah
Menerimanya
Amin



DARAH PERSATUAN
(Spesial Hari Sumpah Pemuda 28 Oktober)
By: Yonas Purab

Ada yang mengisahkan kita, bumi pijakan ini
Ada yang mengisahkan kita, jarum jam ini
Ada, tetapi tak ada harum wamgian lenan sebelum pergi
Tak ada, tetapi langkah rintihan ini bukan sendiri
Takan ada yang memerlukan kita lagi
Takan ada yang memanggil kita tuk kembali

Rintik-rintik si cairan merah tubuh
Menghujani sepih, seakan merombak tubuh ini
Bagaikan sebatang rotan yang mengecup betis ini
Kita belum menyatukan!
Kita belum disatukan!
Marilah rekan-rekanku kaum muda sekalian

Mari kita sama-sama mengais dan mencari
Semangat persatuan kita, yang sudah pudar di makan zaman
Biarkan darah kita mengucur deras
Melewati pangkal-pangkal sendi ini
Mematikan ransangan tuk bersatu
Karena masih ada yang mau bersatu, dia
“KESADARAN”




KELAS X IPA
SUARA TERAKKHIR
By: Angginus Jo

Kisah masa lalu
Yang telah lewat bertahun-tahun
Mengukir sebuah kisah baru
Yang tak bisa terbendung
Kini terulang kembali
Masa-masa yang telah bergulir
Dari dulu sampai kini
Indonesiaku tetap di hati
Semua kisah indah
Yang berlalu sampai sekarang
Meninggalkan sebuah kenangan
Yang tak bisa kulupakan
Dan akan terus kukumandangkan
Untuk Indonesia yang akan datang
Bangkitalah Indonesiaku
Setelah apa yaang terjadi dulu
Marilah kita bersatu
Untuk menciptakan Indonesia yang baru
Sumpah yang kau ucapkan
Sumpah yang kau suarakan
Kalimat singkat
Tetapi mempunyai banyak makna
Untuk mempersatukan Indonesia
Di masa yang akan datang







Tidak ada komentar:

Posting Komentar