TEAM SESADO FC |
Tidak
diragukan lagi, Deco, Ronaldinho dan Samuel Etoo adalah pemain dan bintang
lapangan. Mereka adalah sosok pemain yang memiliki skill individu mumpuni pada
posisinya masing-masing. Ketika sepak bola modern menuntut setiap pemain mampu
melakoni lebih dari satu posisi, Ronaldinho dan Deco adalah tipe gelandang yang
bisa masuk dalam kategori ini, mereka tidak saja berperan sebagai palymaker
yang lihai dan jelih dalam melepaskan umpan matang, namun juga merupakan
pencetak gol handal. Sedangkan Etoo, posisi dan kualitasnya sebagai striker
utama tidak diragukan lagi. Dia adalah tipe pemain yang sangat rakus di depan
gawang lawan. Didukung dengan fisik dan skill yang mumpuni, Etoo merupakan penuntas
umpan-umpan matang yang dilepaskan oleh Deco dan Ronaldinho menjadi gol.
Namun
ketika Pep Gurdiola ditunjuk oleh managament untuk menjadi pelatih utama menggantikan
Frank Rikjard, atas nama sepak bola indah yang mengedepankan kerja sama yang
terurai dalam sebuah permainan tiki-taka, perlahan tetapi pasti mulai terjadi perubahan
dalam tubuh Barcelona, mulai dari Deco, Ronaldinho, dan kemudian Etoo, satu
demi satu pemain yang dulunya adalah pemain utama mulai terdepak karena tidak
masuk dalam rancangan dan skema permaian yang diusung oleh Pep Gurdiola. Angin
perubahan yang dibawa oleh Pep berhembus perlahan namun pasti menimpah
pemain-pemain bintang yang memiliki skill individu yang sangat yahud.
Ronaldinho dan Deco yang sebelummnya merupakan pemain-pemain utama mulai
ditinggalkan oleh sang entandor muda
ini. Dengan ide yang sangat berlian yang
mengedepankan penguasaan bola yang dikenal dengan sitilah tiki-taka, sang pelatih yang baru saja dipromosikan dari Barca B
mulai memakai jasa pemain-pemain binaan akademi La Masia. Dalam konteks ini, Xavi dan Iniesta serta Puyol dan
Valdes menjadi mentor bagi pemain-pemain muda seperti Messi, Pique, Basquets
serta Tiago Alcantara.
Revolusi
tiki-taka yang diusung oleh seorang
Pep Gurdiola yang mengedepankan pengusaaan bola mengharuskan setiap pemain
untuk senantiasa bergerak dan berlari mencari ruang dan membuka ruang bagi
pemain lain untuk memberikan umpan atau menggiring bola harus didukung oleh
organisasi dan kerja sama tim yang juga mumpuni. Skema yang diusung oleh sang entanador menuntut setiap pemain untuk
senantiasa bertanggung jawab terhadap kepentingan tim. Kepentingan tim harus senantiasa
dikendepankan. Ketika tim kehilangan
bola, setiap pemain dituntut untuk merebut kembali boa tersebut, namun jika tim
menguasai bola, maka setiap pemain harus bertanggung jawab untuk melindungi bola
tersebut. Skema seperti ini kemudian menjadi nyata dari cara tim Barca
memainkan setiap pertandingan, mereka tidak saja unggul dalam ball possesion, namun perlahan tapi
pasti mereka dengan sangat cepat akan membunuh setiap tim lawan lewat gol-gol spekatakuler hasil kerja
sama tim yang luar biasa.
Skema
yang diterapkan oleh Barcelona tentunya tidak bisa dilepaskan dari tangan
dingin sang pelatih. Bagi seorang Pep, skill individu yang mumpuni tidak akan
berarti jika tidak didukung oleh kerja sama tim. Seorang Messi bisa mencetak
lebih dari satu gol dalam setiap pertandingan karena didukung oleh
pemain-pemain lain mulai dari Kiper, bek hingga gelandang. Karena tanpa
didukung oleh pemain-pemainyang handal dan dapat diandalkan pada posisnya
masing-masing, mustahil sebuah tim memenangi pertandingan . Itulah mengapa
seorang Gurdiola berani mendepak pemain seperti Ronaldinho, Deco dan Etoo.
Status mereka sebagai bintang lapangan justru menjadi bumerang yang merugikan
tim. Akibat dieluh-eluhkan penonton mereka akan semakin mempertontonkan skill
individu yang justru merugikan kepentingan tim. Padahal esensi sepak bola adalah
permainan tim.
Yasno, Aldi, Corpus dan Nelson membersihkan ketela pohon |
Dalam
ranah yang lebih jauh lagi, masyarakat misalnya, tatanan kehidupan yang terjadi
dalam lingkup masyarakat akan sangat ditentukan oleh kerelaan masing-masing
orang untuk memberi diri bagi masyarakat. Kerelaan setiap orang untuk bersinergi
dengan individu lain akan membentuk sebuah masyarakat yang kompak dan padu dan
semakin solid. Jika sinergi dan kekompakan sudah tumbuh dan hidup dalam
masyarakat tersebut, maka dapat dipastikan masyarakat tersebut tidak akan mudah
terpengaruh dengan isuh-isuh murahan yang bertujuan untuk mengadu domba
masyarakat. Sebaliknya, isu-isu tersebut justru menjadikan masyarakat semakin
solid dan kuat.
Dengan
demikian, seumpama sebuah tim sepak bola yang keindahan permainannya
ditentunkan oleh kekompakan tim, maka keindahan tatanan atau kehidupan sebuah
lingkup komunitas dan masyarakat juga ditentukan oleh masing-masing anggotanya.
Semakin banyak anggota yang menyadri tugas dan pangggilan serta tanggung
jawabnya maka komunitas tersebut akan semakin berkembang menjadi komunitas yang
hidup dan berwarna. Pertanyaannya bagi kita, apakah kita sudah memberi diri
bagi komunitas atau masyarakat? Sejauh mana kita telah berkontribusi bagi
kepentinagn komunitas atau masyarakat? Atau,jangan-jangan kita justru adalah
pribadi yang acuh terhadap komunitas bahkan merusak tatanan komunitas yang ada?
Hokeng, September 2014
Tidak ada komentar:
Posting Komentar