Frater-frater CSsR berpose depan WSP |
Hidup
adalah sebuah pilihan, tidak memilih sekalipun juga adalah pilihan. Setiap pilihan
pasti mengandung konsekwensi.Apapun jalan yang telah kita pilih pasti ada resiko
yang akan dihadapi dan harus ditanggung. Demikian juga dengan panggilan ini,
sebagai seorang calon imam atau seorang imam sekalipun tidak sedikit resiko dan
konsekwensi yang harus dihadapi. Salah satunya dalah siap untuk tidak kawin. Itulah mengapa para biarawan/ti dijuluki “Orang gila” atau “tidak waras” karena
di tengah zaman yang sudah maju yang mendewakan segala bentuk konsumerisme dan
hedonisme masih ada orang tidak atau belum kawin atau hidup berkeluarga. Sejatinya
pilihan tersebut melatih dan mengajari kita tentang arti pengorban dan
pemberian diri yang sejati. Itulah mengapa, ada banyak julukan yang dikenakan
kepada mereka yang mengikuti panggilan khusus ini
Seperti halnya panggilan hidup
membiara yang memiliki konsekwensi tersendiri, demikian pun juga dengan hidup
sebagai seorang awam. Hidup sebagai
seorang awam jug adalah sebuah panggilan. Sebagai seorang awam, panggilan yang dijalani
yakni penggilan untuk hidup berkeluarga. Kesuseksan seseorang membangun dan
membina kehidupan kelarga merupakan tanda kecil tanda bahwa orang tersebut
sukses menjalani panggilannya sebagai seorang bapa atau ibu keluarga. Meskipun sebagai
awam kita tidak diwajibkan untuk hidup berkeluarga. Namun harus diingat,
seseorang yang tidak berkeluarga “di luar sana”, apalagi pada zaman ini akan
dipandang dengan penuh tanda tanya, kita mungkin akan dianggap aneh atau
memiliki kelaianan, seperti penyakit, dll.
Tugas siswa adalah belajar |
Karena setiap pilihan memiliki resiko
tersendiri maka penting dalam setiap pilihan dan profesi yang kita tekuni untuk
senantiasa berpikir positif (Positive thinking)
dan melihat panggilan tersebut sebagai sebuah persenbahan. Adakalanya pekerjaan
atau tugas yang kita jalani menjadi sebuah beban yang terlampau memberatkan
karena kita melihat tugas tersebut semata sebagai sebuah pekerjaan, namun jika
kita melihat tugas tersebut sebagai sebuah pelayanan, maka apapun profesi dan
panggilan yang kita jalani semuanya akan kita jalani dengan penuh suka cita.
Hari-hari kita akan diwarnai dengan semangat dan gairah yang meluap-meluap karean
ada nilai luhur yang kita perjuangkan yakni nilai pemberian diri melalui
pelayanan, di sana tidak akan lagi penyeselan dan keluh kesah.
"Belajar adalah Hobyku..." |
Hokeng, September
2014
Tidak ada komentar:
Posting Komentar